Friday, February 18, 2005

Anadre’p, amatre’p, Naalumre’p...


Anadre’p, amatre’p, Naalumre’p…

Selamat berjumpa!

Dengan saya… si empunya blog… yang merasa sedikit banyak harus bikin kata-kata pengantar layaknya penulis yang baru menelurkan sebuah mahakarya.
Bukan oh bukan, saya bukan penulis kenama’an… masih jauh dari impian…
Saya hanya satu dari berjuta-berjuta manusia yang telah jatuh cinta pada aksara…

Inilah perdana… pertama… permulaan…

Judul aneh di atas bukanlah diangkat dari bahasa manapun juga.
Jelas bukan bahasa Cina, India, Belanda, atau Spanyol’a.
Bahasa sederhana… yang artinya yah itu tadi:
Anandre’p adalah perdana…
Amatre’p adalah pertama…
Naalumre’p adalah permulaan…

Loh, kok artinya maksa? Ah, ngga juga…
Coba dibalik saja: a-n-a-d-r-e-p ialah… p-e-r-d-a-n-a…

*nyengir*

Merasa tertipu karena telah dipaksa berpikir?
Lah jangan… tiada niat saya menipu siapa pun juga…

Tadinya saya ingin memakai kata “mulai” tapi ketika dibalik, ia jadi berbunyi “ialum.” Kok kurang keren ya kedengarannya? Kemudian saya mencoba mengulik kata “awal,” yang kalau dibalik menjadi “lawa.” Lawa ini bagus artinya… dalam bahasa Melayu artinya cantik. Tapi sekali lagi tidak jadi saya pakai, karena alasan yang lebih klise: menghindari makian dari teman-teman terdekat saya yang pasti berasumsi bahwa sang “lawa” ditujukan pada diri saya sendiri. Walaupun dengan demikian sebetulnya dosa saya berkurang karena seditidaknya jujur pada diri sendiri mengakui dirinya “lawa.”

*senyum*

Lucu ya rasanya…
Aksara yang menjelma kata,
kata menjelma kalimat,
dan kalimat bisa menjelma cerita…
Tapi awalnya tetap satu… sang aksara…

Dan dalam bahasa apapun juga, sang aksara tetaplah aksara. Aksara yang penuh makna. Mungkin saya dan produser acara quiz “Aksara Bermakna” di sebuah stasiun tivi yang dulu sempat populer; telah melalui proses meditasi yang sama. Mungkin visi kami yang sedikit berbeda: saya yang selalu senang dan penasaran mengulik segala macam kata tanpa pernah berpikir untuk menjadikan hobby ini sarana pendapatan ala kadarnya, sementara sang produser pastinya ingin acaranya laku dan terkenal, supaya slot iklan habis terjual pada jam tayangnya. Tapi kami tetap punya persamaan! Sama-sama manusia… *lawakan kuno jaman baheula, ngga lucu pula, ayooo, jangan ada yang ketawa!*

Dan mengapa saya memilih topik “aksara” sebagai awal tulisan saya? Saya sendiri juga kurang tahu. Mungkin saya merasa judul blog saya yang notabene “Atas Nama Aksara” perlu sedikit penjelasan. Dan saya bersikukuh (sampai saat ini) emoh menulis deskripsi judul yang telah dibatasi jumlah karakternya. Karena menurut saya ngga adil! Dan sama tak adilnya dulu ketika saya ingin menulis untuk majalah sekolah, entah di SD, SMP, SMA, selalu sama: diwanti-wantilah saya oleh sang pemimpin redaksi (Pemred):

Pemred: “Te, ngga boleh lebih dari sekian ratus/ribu kata ya…”
Saya : “Kok ngga boleh lebih? Kurang boleh?”
Pemred: “Hmmm, yah kira-kira segitu lah, pokoknya ngga boleh lebih, kalau lebih,
nanti kita edit…”
Saya : “Ngga adil amat… masa ngga bole lebih? Dikiiiiittt gitu…” (cemberut)
Pemred : “Yah, itu kan udah peraturannya… Kurang lebih segitu!” (ngotot)
Saya : “Lah itu barusan bilang: kurang lebih… Berarti boleh dong? Kurang dikit,
lebih dikit…” (ngga kalah ngotot)
Pemred: “Eh, lo tuh mau nulis ngga sih? Kalau ngga mau juga ngga apa-apa, gue bisa
kasih tugas ini ke orang lain kok! Belagu amat sih! Kayak reporter terkenal
ajah, tulisan lo juga ngga bagus-bagus amat kok, gue dah pernah baca,
ngalor ngidul gitu ngga jelas, ngga berdasarkan fakta! Udah deh, take it or
leave it…”

Saya diam… dengan mulut sedikit menganga…
Tidak menyangka.. pemimpin redaksi majalah saya yang sedemikian cantik dan halus perangainya ternyata juga bisa sedemikian galaknya. Hanya karena selisih pendapat kami soal kurang lebih. Kurang lebih begitu lah…

Singkat kata, singkat cerita…pada akhirnya saya memang ngga pernah bisa bertahan lama di majalah sekolah, entah karena Pemred yang cantik tapi galak itu (pakai acara tuduh-tuduh tulisan saya ngga bermutu lagi, tahu begitu kenapa saya tetap dipekerjakan coba?) atau karena sebab musabab lain yang sempat membuat saya berpikir, apakah betul saya yang salah? Karena kembali ke masalah pembatasan karakter tadi, secara tidak langsung saya merasa bahwa imajinasi dan kreativitas saya telah ter-jeruji, oleh terali besi yang kasat mata. Tidak saya pungkiri, di mana pun, dalam wadah apa pun, pembatasan karakter itu harus ada. Contoh sederhana: sms. Alangkah senangnya saya kalau saya bisa mengirim beratus-ratus karakter dalam satu sms, ngga hanya 160 karakter.Tapi nanti judulnya bukanlah lagi SMS tapi VVVLMS- very very very long message. Contoh lain: lomba mengarang yang telah saya tekuni sedari SD dulu. Ngga mungkin juga kan saya adu argumen dengan para juri untuk memberi saya “dispensasi” unjuk gigi menulis lebih dari batas jumlah kata yang telah disetujui. Nanti saya dituduh pamer, atau malah yang lebih parah, seperti kata si Pemred cantik di atas: “Ngalor ngidul ngga jelas.” Lah, orang namanya nulis, mau ngalor ngidul juga boleh toh? Boleh ngga saya membahas judul artikel pertama saya, mengajak pembaca bermain mengulik kata perdana, lantas bicara soal produser quiz “Aksara Bermakna” sampai akhirnya protes soal keterbatasan karakter deskripsi judul blog saya? Sadarkah Anda, saya telah membawa Anda membaca berbagai topik yang berbeda? (Tapi sungguh, ini tidak disengaja…)
Sekali lagi, saya tidak menyalahkan adanya keterbatasan aksara, di mana pun juga, dalam wadah apa pun juga. Alangkah bahagianya memang, jika saya bisa menulis, tanpa ada beban apa-apa. Terlepas dari beban mbak Pemred yang cantik, terlepas dari beban para juri yang menilai setiap kalimat, kata bahkan titik dan koma. Dan itulah tujuan utama saya menulis di blog ini (selain ingin membutikan pada dunia bahwa saya ngga gatek-gatek amat, ga ketinggalan jaman amat, dan biar bisa konek sama temen-temen yang sudah buka praktek blognya sedari tempoe doeloe). Bukan untuk pamer, bukan mencari pujian, semoga tidak dicela juga, hahaha. Saya hanya ingin menulis. Mengungkapkan cinta saya pada si aksara yang tak pernah pudar. Dan jangan pernah pudar. Mohon maaf bila saya khilaf, ada salah kata sebelumnya dan nantinya.

Dan seperti kata mbak Dee dalam buku pertamanya “SUPERNOVA”
(Permisi mbak… saya kutip kata-katanya sedikit…)

“Menulis adalah perjalanan menjuju satu kelahiran…”

Untuk saya menulis adalah juga ungkapan cinta…
Pada segalanya…
Hidup, nafas, raga, tawa, derita, suka, duka, nestapa, angkara…

Dan sekali lagi pada cinta saya…
Pada sang aksara…

iTe-18 February’05
Perdana di kala senja…

NB: Cobalah ulik kalimat berikut, “!Ey hin aynacab hasus” untuk menemukan pesan
tersembunyi. Beri tahu saya kalau sudah tahu jawabannya… tapi janji, jangan
marah yaaaaa…

Salam…

9 Comments:

Blogger Nauval Yazid said...

Ite,
susah bacanya nih ye! :P

selamat terlahir kembali.

11:21 PM  
Blogger iTe said...

Wahahaha, kamuh.. iseng juga ternyata... ma kasih pal... gue minder ah sama blog gue... ga kayak punya lo yang ramai orang dan super happening itcu...

Aku janji kan kubaca review pelem2 muh... aku kan juri oscar juga in training... hohohohoho... Ray kapan dunk Pal...

12:09 AM  
Anonymous Anonymous said...

kamu sekali =). Tapi angkat jempol deh walo akuh ngga sampe nyatet lecturemuh...hurhruhur... jujurnyah sih akuh super amazed sama kamuh. mahluk langka =)

10:44 AM  
Blogger iTe said...

Kalo aku mahluk langka, kamu tergolong mahluk yang dilindungi juga... intinya: mari kita sama-sama masuk suaka margasatwa...

10:52 AM  
Anonymous Anonymous said...

eh lupa kasi tau ituh akuh.

lope
-IU-

10:53 AM  
Anonymous Anonymous said...

yah ampun kamuhhhh nongkrongin blog muhhhhh...hurhruhruhr..

-iu-

10:55 AM  
Blogger iTe said...

Kebetulaaaaannn... kebetulaaaaaaaaannn... sumpah kebetulaaaaaaaaaaannn...

11:09 AM  
Anonymous Anonymous said...

Iteeee... =)

itu pemred yang disebut bukan jaman gue mengepalai SERVIAM kan??
gue lagi iseng aja nih, tau ndiri gue lagi jenuh pisan di kantor.
thx for all your aksaras iteeeee... terus berkarya, charic publishing should be on the way hahhaahha =D proud to know you, te.. such a gifted gal.

-rhere-

9:14 AM  
Blogger iTe said...

Hei darling,
thanks udah berkunjung... =)
Bukaaann lah say, si mbak Pemred bukan kamuuuuhhhh... mosok aku bilang galak? hahahaha...
U're such a gifted gal as well, show it to the world! Hehehehe....

9:57 AM  

Post a Comment

<< Home